Kenapa Tidak Boleh Overthinking dalam Islam?

Home

Kenapa Tidak Boleh Overthinking dalam Islam?

Kenapa Tidak Boleh Overthinking dalam Islam?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Overthinking atau kebiasaan berpikir berlebihan adalah fenomena di mana seseorang terlalu banyak memikirkan sesuatu hingga berdampak negatif pada kesejahteraan mental, emosional, dan spiritual.

 

Sikap overthinking dalam Islam sangat tidak dianjurkan karena dapat menjauhkan seseorang dari ketenangan hati dan kepercayaan kepada Allah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa overthinking tidak sesuai dengan ajaran Islam:

 

Bertentangan dengan Tawakal kepada Allah

 

Islam mengajarkan umatnya untuk bertawakal yaitu menyerahkan hasil usaha dan keputusan kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Overthinking seringkali menunjukkan kurangnya kepercayaan kepada takdir Allah.

 

Allah berfirman: “…Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. At-Talaq: 3)

 

Dengan tawakal, seorang muslim diajarkan untuk tidak terbebani oleh kekhawatiran yang berlebihan tentang masa depan atau sesuatu di luar kendali manusia.

 

Merugikan Kesehatan Mental dan Fisik

 

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Overthinking dapat menyebabkan stress, kecemasan, dan bahkan depresi.

 

Rasulullah saw bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah..” (HR. Muslim)

 

Kekuatan ini mencakup kesehatan mental yang stabil dan sikap optimis. Terlalu banyak berpikir justru melemahkan semangat dan produktivitas.

 

Mengabaikan Hikmah dari Cobaan

 

Setiap peristiwa baik yang menyenangkan maupun menyakitkan pasti mengandung hikmah. Overthinking sering membuat seseorang terlalu fokus pada masalah tanpa melihat sisi positifnya.

 

Allah SWT berfirman: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

 

Keimanan yang kuat mengajarkan seorang muslim untuk menerima takdir dengan ikhlas dan tidak membiarkan pikirannya dikuasai oleh kekhawatiran.

 

Menyia-nyiakan Waktu dan Energi

 

Overthinking sering membuat seseorang terjebak dalam lingkaran pemikiran yang tidak produktif. Padahal, Islam mengajarkan untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk ibadah dan amal kebaikan.

 

Rasulullah saw bersabda: “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

 

Daripada terjebak dalam pikiran yang berlebihan, lebih baik waktu tersebut digunakan untuk berzikir, membaca Al-Quran, atau melakukan aktivitas bermanfaat lainnya.

 

Mengurangi Ketenangan Hati

 

Overthinking sering kali menyebabkan rasa gelisah yang berkepanjangan. Padahal, Islam menawarkan solusi untuk mencapai ketenangan hati melalui zikir dan mendekatkan diri kepada Allah.

 

Zikir dan doa adalah cara terbaik untuk mengatasi kekhawatiran yang berlebihan. Allah SWT berfirman: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Rad: 28)

 

Cara Mengatasi Overthinking dalam Islam

 

  1. 1. Perbanyak Zikir dan Doa. Memohon kepada Allah untuk diberikan ketenangan hati dan kekuatan menghadapi masalah. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah saw adalah: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih…” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. 2. Berprasangka Baik kepada Allah. Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana terbaik Allah untuk hambanya.

 

  1. 3. Fokus pada Tindakan Nyata. Daripada terus berpikir tanpa hasil, lakukan langkah kecil untuk mengatasi masalah atau mencapai tujuan.

 

  1. 4. Carilah Dukungan. Dalam Islam, berbagi cerita dengan orang yang dapat dipercaya, seperti keluarga taau teman juga dianjurkan untuk meringankan beban pikiran.

 

Kesimpulannya, overthinking bukanlah sikap yang dianjurkan dalam Islam karena dapat mengganggu keseimbangan spiritual, mental, dan fisik. Sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan penuh kepercayaan dan terus berusaha sebaik mungkin. (Dian Safitri)