Segala Sesuatu Tidak Boleh Berlebihan dalam Islam

Home

Segala Sesuatu Tidak Boleh Berlebihan dalam Islam

Segala Sesuatu Tidak Boleh Berlebihan dalam Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Dalam ajaran Islam, keseimbangan adalah kunci kehidupan. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan ukuran yang teratur, tidak kurang dan tidak lebih. Begitu pula manusia diajarkan untuk menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan, menjauhi sikap berlebihan (isrāf) dalam setiap aspek kehidupan.

 

Islam Melarang Sikap Berlebihan

Al-Quran dengan jelas melarang umatnya bersikap berlebih-lebihan. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang berlebih-lebihan itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra: 27)

 

Ayat ini menunjukkan bahwa perilaku boros, mubazir, atau berlebihan dalam hal apa pun adalah perbuatan tercela. Berlebihan tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga berdampak buruk bagi orang lain dan lingkungan.

 

Keseimbangan dalam Ibadah

Islam juga mengajarkan keseimbangan dalam beribadah. Rasulullah saw melarang umatnya beribadah secara berlebihan hingga melupakan hak tubuh, keluarga, dan lingkungan. Beliau bersabda:

 

Sesungguhnya badanmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, dan keluargamu juga memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Hal ini menunjukkan bahwa ibadah yang benar bukanlah yang dilakukan secara ekstrem, tetapi yang konsisten, seimbang, dan mampu mendatangkan keberkahan.

 

Bahaya Sikap Berlebihan

Berlebihan dalam hal apa pun membawa dampak buruk. Pertama, dalam makan dan minum karena dapat menyebabkan penyakit, sebagaimana peringatan Allah dalam QS. Al-A’raf: 31, “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.”

 

Kedua, dalam harta karena dapat membawa sifat sombong, boros, dan jauh dari rasa syukur. Ketiga, dalam emosi karena amarah yang berlebihan melahirkan permusuhan, sedangkan kesedihan berlebihan membuat hati lemah. Keempat, dalam duniawi karena terlalu mencintai dunia bisa melupakan akhirat.

 

Hidup Sederhana Membawa Berkah

Kesederhanaan adalah ciri khas seorang muslim sejati. Dengan hidup sederhana, seseorang akan lebih mudah bersyukur, lebih peduli pada sesama, dan lebih dekat kepada Allah SWT. Rasulullah saw sendiri adalah teladan kesederhanaan, meskipun beliau mampu hidup dengan penuh kemewahan.

 

Islam mengajarkan prinsip ummatan wasathan (umat yang pertengahan), yaitu hidup seimbang tanpa berlebihan. Dengan menjaga diri dari sikap isrāf, seorang muslim akan terhindar dari mudarat, memperoleh keberkahan, serta hidup lebih tenang.

 

Kesederhanaan bukan berarti kekurangan, melainkan tanda kecerdasan hati dalam memanfaatkan nikmat Allah dengan bijak. (Dian Safitri)