Sejarah Berdirinya Pesantren Daarut Tauhiid Bandung Pesantren Daarut Tauhiid merupakan sebuah pesantren yang telah dirintis sejak akhir tahun 1980-an. Pesantren Daarut Tauhiid didirikan dengan latar belakang yang cukup unik dengan diawali oleh pengembangan aktivitas pengajian yang diiringi dengan kegiatan wirausaha oleh para penggerak pengajian tersebut. Nasir et all (2003: 14) menjelaskan bahwa: Sejarah DT berawal pada tahun 1987 ketika seorang pemuda bernama Abdullah Gymnastiar merintis usaha wirausaha dalam wadah KMIW (Kelompok Mahasiswa Islam Wirausaha) yang dengan sebagian hasil usahanya digunakan untuk menopang kegiatan pengajian rutin yang dipimpinnya.

 

KMIW adalah kumpulan beberapa mahasiswa yang tinggal di sekitar rumah Aa Gym dari beberapa perguruan tinggi di Bandung seperti IAIN (sekarang UIN), IKIP Bandung (Sekarang UPI), ITB, dan STIE Bandung. Mereka sering bertemu dan menjalankan aktivitas yang sama di Mesjid KPAD Bandung saat menjadi peserta atau panitia pengajian yang diselenggarakan mesjid tersebut. Adapun salah satu alasan mereka yang bergabung dalam KMIW yang didirikan Aa Gym adalah membantu untuk kelancaran pengajian rutin yang telah dirintis Aa Gym, melatih dan mengembangkan jiwa kewirausahaan. KMIW merupakan organisasi yang dibentuk sebagai sarana bagi Aa Gym dan beberapa temannya disekitar KPAD Gegerkalong Bandung untuk mendalami dan menyebarkan ilmu Islam.

 

Pada awal aktivitasnya pengajian yang dilaksanakan masih bersifat sederhana seperti berbagi pengetahuan tentang hadist ataupun kajian-kajian yang masih bersifat sederhana. Pengajian tersebut kemudian berkembang menjadi pengajian rutin yang dilaksanakan Aa Gym setiap sore hari kepada kelompok remaja usia SMA yang tinggal di sekitar rumahnya yakni Jln. Itendas 44-H KPAD Bandung. Aktivitas pengajian yang dilaksanakan ternyata secara perlahan mampu menarik perhatian banyak pihak terutama para pelajar dan mahasiswa sehingga jumlah jamaah yang mengikuti pengajian bersama Aa Gym bertambah banyak. Aktivitas pengajian KMIW mampu bertahan bahkan berkembang menjadi sebuah yayasan yang cukup besar, walaupun tahun 1987 kebebasan beraktivitas di Indonesia saat itu tidak begitu leluasa bahkan cenderung diawasi secara ketat. Keberhasilan dakwah Aa Gym dan teman-temannya di KMIW salah satunya dipengaruhi oleh dukungan masyarakat di KPAD yang sebagian besar adalah perwira TNI AD.

 

Aa Gym sendiri adalah seorang anak dari salah satu perwira yang tinggal di kompleks tersebut. Faktor lain yang turut membantu kelancaran gerak dakwah Aa Gym adalah pengaruh dari isi materi pengajian yang dititikberatkan pada pengendalian hati atau qolbu yang cenderung bisa dipahami oleh mayoritas orang dan tidak mengarah kepada hal-hal yang menyimpang, baik dari pandangan masyarakat, berbangsa dan negara ataupun dari sudut pandang agama Islam itu sendiri. KMIW dalam menjalankan aktivitas wirausahanya menitikberatkan pada usaha penjualan barang-barang hasil percetakan atau sablon seperti kalender. Kalender yang dihasilkan kemudian dijual oleh anggota KMIW ataupun jemaah pengajian. Produk sablon lainnya yang cukup menarik adalah stiker dengan muatan Islami yang juga dikatakan sebagai pelopor maraknya sablon dengan tulisan-tulisan ataupun gambar yang memuatan nilai-nilai keislaman. Selain itu ada juga usaha sebagai penjual koran, mie bakso, kerajinan tangan seperti gantungan kunci, konveksi t-shirt, bahkan pada waktu-waktu tertentu juga menjual rol film untuk kamera yang dijual saat acara wisuda di kampus terdekat seperti Universitas Pendidikan Indonesia.

 

Pada tahap awal memang usaha yang dilakukan relatif masih sederhana namun mampu berkembang cepat bahkan sampai memiliki toko yang menjual pakaian dan keperluan ikhwan (muslim lakilaki) yang disebut Daarul Ikhwan di Jalan Gegerkalong Girang dekat Jalan Guruminda. Keberhasilan KMIW yang mampu berkembang secara cepat mendorong Aa Gym untuk mengembangkan dakwahnya secara lebih profesional dengan langkah mendirikan sebuah yayasan sebagai kelanjutan dari KMIW yakni Yayasan Daarut Tauhiid. Pada tahun 1990 berdirilah Yayasan Daarut Tauhiid sebagai lembaga yang menggantikan KMIW. Keputusan pendirian yayasan itu didasarkan pada pertimbangan bahwa aktivitas dakwah dan wirausaaha yang dilakukan oleh Aa Gym dan rekan-rekannya semakin berkembang sehingga membutuhkan sebuah pengelolaan yang lebih baik. Yayasan Daarut Tauhiid beralamat di Jalan Gegerkalong Girang no.38 Bandung. Pusat kegiatan dakwah yang awalnya dipusatkan di rumah orang tua Aa Gym di KPAD kemudian setelah menjadi yayasan dipindahkan ke Jalan Gegerkalong Girang. Pada awalnya Aa Gym mengontrak sebuah kamar dan paviliun pada sebuah rumah tempat kos mahasiswa. Tempat tinggal Aa Gym yang baru tersebut menjadi pusat dari aktivitas dakwah Daarut Tauhiid sampai pada perkembangan selanjutya Aa Gym mampu membeli rumah kontrakan tersebut sehingga menjadi lebih luas.