Tidak Semua Keinginan Anak Harus Dipenuhi, Benarkah?

Home

Tidak Semua Keinginan Anak Harus Dipenuhi, Benarkah?

Tidak Semua Keinginan Anak Harus Dipenuhi, Benarkah?

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Orang tua mungkin akan merasa bahagia ketika mereka dapat memenuhi keinginan anak. Namun, harus berhati-hati karena terlalu memanjakan anak dengan memenuhi semua keinginannya dapat berdampak negatif. Tindakan ini dapat mempengaruhi perkembangan dan karakter anak di masa depan. Lantas, apa saja risikonya?

 

Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda, namun dampak dari metode yang diterapkan tidak akan jauh berbeda. Sebaiknya tidak terlalu memanjakan anak dan juga tidak selalu memenuhi semua keinginannya.

 

Terkadang, penting bagi orang tua untuk mengatakan tidak terhadap permintaan anak, terutama dalam hal-hal yang kurang penting. Mengucapkan kata tidak dan jangan akan membantu anak memahami konsep prioritas, sehingga mereka dapat membedakan mana yang hanya keinginan dan kebutuhan.

 

Risiko Selalu Menuruti Keinginan Anak

 

Pertama, cenderung sulit mengikuti aturan. Anak-anak tidak akan selalu berada di sekitar keluarga. Terdapat saat-saat di mana mereka akan pergi ke sekolah atau tempat lain. Jika orang tua secara konsisten memenuhi semua keinginan mereka, ada kemungkinan bahwa anak-anak akan kesulitan untuk mematuhi aturan di tempat lain, seperti di sekolah.

 

Kedua, memiliki sifat materialistis dan tidak menghargai. Jika anak selalu mendapatkan semua keinginannya, bisa membeli apa pun yang diinginkannya, kemungkinan mereka akan menjadi materialistis dan kurang menghargai apa yang mereka miliki. Ketika dewasa nanti, kemungkinan mereka akan sulit membedakan antara apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan.

 

Ketiga, sulit mengambil keputusan. Kesulitan ini dapat terjadi baik dalam hal-hal sepele maupun dalam keputusan penting yang dapat berdampak besar pada hidupnya, termasuk dalam menentukan pasangan hidup.

 

Pentingnya Berikan Anak Pengertian

 

Orang tua sering merasa perlu membuat anak merasa bahagia dan dihargai, namun tidak selalu harus mengikuti setiap keinginan mereka, terutama jika keinginan tersebut melampaui batas dan bersifat memaksa. Meskipun menolak keinginan anak terasa sulit, namun penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa perilakunya akan membentuk karakter anak di masa depan.

 

Lebih baik orang tua memberikan penjelasan yang jelas dan lembut kepada anak tentang konsep skala prioritas, hak, dan tanggung jawab. Meskipun awalnya anak mungkin merasa marah dan memberontak, orang tua perlu bersikap tegas agar anak belajar bagaimana mengendalikan emosi dan memahami bahwa tidak semua keinginan bisa terpenuhi. (Dian Safitri)