Mengingat bahwa ibu merupakan guru pertama yang mengenalkan anak pada dunia, maka tidak dapat di pungkiri bahwa ibu merupakan inspirasi terpenting bagi anak. Lantas, apa pentingnya peran ibu dalam perkembangan karakter anak?
Kepribadian dan karakter seorang anak terbentuk oleh pengaruh orang-orang di sekitarnya dan lingkungan tempat ia dibesarkan. Oleh karena itu, peran ibu sangat penting di sini.
Anak usia dini dapat dikatakan merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan karakter seseorang. Antara usia 0 dan 6 tahun, otak anak berkembang pesat hingga 80%.
Otak anak pada usia ini sudah mampu menerima dan menyerap berbagai jenis informasi. Sayangnya, mereka masih mengabaikan baik dan buruknya. Masa ini merupakan masa terbentuknya perkembangan fisik, mental, dan spiritual anak.
Di usia ini, peran ibu dalam memberikan pendidikan karakter yang baik kepada anak sangatlah penting. Ibu menanamkan nilai moral, akhlak, agama, dll.
Jika para ibu tidak memberikan pendidikan karakter sejak dini, maka akan terlihat jelas di kemudian hari bahwa ada perbedaan antara anak yang mendapat pendidikan karakter menyeluruh dengan anak dan yang tidak sama sekali.
Lalu bagaimana cara mendidik karakter anak yang baik?
- Tidak Membandingkan Anak
Ingatlah bahwa setiap anak berbeda. Hal ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan sebagai orang tua, ibu harus memperhatikan kedua hal tersebut. Jangan hanya fokus pada kekurangan anak.
Misalnya, ada anak yang lebih cerdas secara intelektual, sedangkan anak lainnya lebih cerdas secara emosional. Para ibu sebaiknya tidak membanding-bandingkan karena takut berdampak negatif pada anaknya.
- Memberikan Contoh
Cara membangun karakter anak adalah dengan memberikan contoh yang baik. Anak pada usia dini lebih suka mengikuti tindakan, perkataan, dan sikap orang tuanya. Oleh karena itu, para ibu dapat memberikan contoh yang baik agar anaknya dapat meniru dan mengikuti perilaku yang baik.
- Biarkan Anak Menjadi Diri Sendiri
Cara mengembangkan kepribadian anak selanjutnya adalah dengan membiarkannya menjadi dirinya sendiri. Hal ini karena para ibu mungkin secara tidak sengaja memaksakan impian dan cita-cita pribadinya kepada anak-anaknya.
Anak tersebut bahkan mungkin tidak memiliki kepribadiannya sendiri. Sebaiknya para ibu tidak memaksakan keinginan dan impian kepada anaknya.